Sejarah Yunani dan Romawi Kuno
1.
Sejarah Yunani
Kuno.
Setelah sebagian besar istana Mykenai hancur sekitar
1200 SM, tak terjadi pembangunan ulang. Satu dari sedikit istana yang tidak
ikut dihancurkan adalah istana di Athena. Meskipun demikian, bahkan rakyat
Athena pun mengalami masa-masa sulit selama beberapa ratus tahun berikutnya.
Pada masa ini, tidak ada raja, tidak ada penarikan pajak, tidak ada perbaikan
jalan, sehingga jalanan menjadi amat rusak dan tidak dapat dilalui gerobak.
Kemungkinan banyak orang yang meninggal karena
sedikitnya populasi Yunani pada masa ini. Dalam hal ekonomi, masyarakat Yunani
menjadi amat miskin. Tampaknya tidak ada tukang tembikar, tukang sepatu, atau
perajin lainnya karena tidak ditemukan perhiasan emas di makam-makam dari masa
ini. Orang-orang mungkin harus membuat sendiri berbagai perlengkapan, seperti
guci, dan hasilnya pun tidak bagus. Tanpa emas, orang juga berhenti berlayar ke
negeri-negeri lain.
Saking buruknya kondisi Yunani saat itu, suatu kaum
di utara Yunani berhasil menyerbu Yunani dan menguasai banyak kota Yunani. Kaum
ini biasanya disebut sebagai bangsa Doria, sedangkan bangsa Yunani Mykenai dari
Zaman Perunggu disebut sebagai bangsa Ionia.
Banyak orang Ionia yang melarikan diri dari para
penyerbu, atau dari masa-masa sulit di Yunani, dan pergi ke tempat lainnya
selama Zaman Kegelapan. Banyak di antaranya yang pindah ke pesisir Turki, dan
wilayah itu kemudian disebut Ionia karena banyak orang Ionia yang tinggal di
sana. Yang lainnya pindah ke pesisir Laut Hitam. Sejumlah orang Yunani, atau
orang yang seperti mereka, pindah ke Israel dan kemudian disebut bangsa
Filistin.
Ada pula hal-hal bagus yang terjadi pada masa ini.
Pengetahuan tentang cara membuat perlengkapan dari besi menyebar dari Het ke
seluruh Mediterania, sehingga kini bangsa Yunani dapat menempa besi. Besi lebih
kuat daripada perunggu. Selain itu besi juga lebih murah karena dapat ditemukan
di Yunani. Saking murahnya besi, orang miskin pun mampu memperolehnya.
Akibatnya kesenjangan antara orang kaya dan orang miskin pada masa ini tidak
terlalu kentara.
Meskipun tidak benar-benar akurat, peta yang
digambar oleh H.G. Wells ini dapat menunjukkan pola migrasi orang Yunani kuno
beserta kaum-kaum lainnya.
Orang Yunani kuno terbagi menjadi tiga kaum, bangsa
Doria, Aiolia, dan Ionia. Sekitar 1100 SM, bangsa Doria yang tinggal di utara,
mulai menyerang Mikenai. Seluruh kota Mikenai dihancurkan dan dijarah.
Peradaban Mikenai akhirnya runtuh dan Yunani mengalami suatu periode yang
disebut Zaman Kegelapan Yunani.
Banyak teori mengenai penyebab keruntuhan bangsa
Mikenai. Bencana alam mungkin melemahkan ekonomi Mikenai, yang bersandar pada
pertanian, sehingga mereka digantikan oleh bangsa Doria. Bangsa Doria
mengembangkan perdagangan di penjuru Mediterania untuk menggantikan ekonomi
lama. Daerah Attika (termasuk Athena) mulai muncul sebagai daerah yang dominan
sebagai pusat perdagangan. Meskpin begitu, perubahan ini tidak terjadi dengan
cepat karena seluruh Yunani butuh pemulihan pasca keruntuhan Mikenai. Namun kontak
Yunani dengan bangsa dari luar ini membawa dampak yang sangat drastis bagi masa
depan Yunani.
Penyebaran dialek Yunani Kuno sekitar 400 SM. Bangsa
Doria berwarna coklat, Ionia ungu, dan Aiolia kuning.
Perubahan paling drastis di Yunani pada periode ini
adalah menghilangnya tulisan. Tidak ada catatan tertulis dari periode ini, dan
tulisan dari peridoe setelah ini amatlah berbeda dibandingkan periode sebelum
ini. Bangsa Doria menuturkan dialek yang berbeda dibanding bangsa Mikenai, dan
hanya sedikit diketahui mengenai bahasa mereka. Semua dialek Yunani modern
berakar dari Yunan Attika (Yunani Klasik), dengan satu pengecualian: dialek
Tsakonia, yang berasal dari dialek Doria.
Bangsa Doria melakukan kontak dengan bangsa Funikia,
bangsa penjelajah laut dari Levant. Bangsa Yunani lalu mengadaptasi konsep
alfabet dari bangsa Funikia dan terciptalah alfabet Yunani. Alfabet Yunai
tersebar melalui perdagangan ke seluruh Mediterania. Alfabet Yunani ini adalah
yang pertama mempergunakan huruf vokal. Setelah sekian lama, akhirnya tulisan
kembali ada di Yunani.
Hoplite Yunani.
Bangsa Doria suka berperang. Seiring Yunani memasuki
Zaman besi, maka besi pun secara luas dipakai untuk membuat senjata,
menggantikan penggunaan perunggu. Dengan besi, senjata menajdi lebih murah,
lebih kuat, dan lebih efektif dalam pertempuran. Pada periode ini, pasukan
infantri menjadi sangat populer, dan Hoplite adalah nama untuk prajurit
infantri Yunani kuno.
Bangsa Doria tidak menaklukan setiap wilayah menjadi
wilayah mereka, sehingga pada Zaman Kegelapan, polis atau negara kota, mulai
berkembang. Daerah Yunani yang berpegunungan menjadikan sulit untuk meunculnya
satu kekuasaaan tunggal yang meliputi seluruh Yunani. Akibatnya kota-kota
menguasai lanskap di sekelilingnya, dan menjadi unit politik mandiri. Setiap
negara kota secara alami dilindungi oleh gunung di dekatnya.
Setelah Invasi Doria, sistem pemerintahan kerajaan
muncul hampir di semua negara kota. Walaupun raja memegang posisi keagamaan
yang tinggi, namun tidak dalam pemerintahan. Sebagian besar pemerintahan di
beberapa polis didominasi oleh aristokrasi. Tiran juga muncul pada peridoe ini.
Seorang Tiran adalah aristokrat yang memperoleh cukup kekuasaan untuk
mengendalikan polis. Mereka didukung oleh pasukan hoplite pribadi, dan membuat
pemerintahan otokrasi
Meskipun gunung-gunung menyebabkan Yunani sulit
bersatu, namun polis-polis saling berbagi budaya, agama, dan bahasa yang sana.
Pada peridoe inilah, orang Yunani mulai mengidentifikasi diri mereka sebagai
bangsa Hellen. Meskipun berada pada polis yang berbeda, orang Hellen menuturkan
bahasa yang sama, berpakaian dengan gaya yang sama, dan membuat arsitektur
dengan gaya yang sama. Hal inilah yang menyatukan mereka sebagai bangsa Hellen.
2.
Romawi Kuno
Bangsa Romawi adalah penduduk kota Roma. Kota Roma
dimulai dari perkampungan kecil di bukit-bukit Palatine dan Aventine.
Diceritakan bahwa Romulus adalah raja pertama Roma, dan pendirian Roma secara
tradisional terjadi pada 753 SM. Menurut legenda, Romulus merupakan keturunan
pahlawan Troya, Aineias, yang bermigrasi ke Latium (Italia) setelah kejatuhan
Troya.
Kerajaan Romawi dipimpin oleh tujuh raja. Raja
ketujuhnya dikudeta dan rakyat Romawi menggantikannya dengan sistem
pemerintahan republik pada 510 SM, sehingga Kerajaan Romawi berubah menjadi
Republik Romawi. Pada masa kerajaan, tiga raja terakhir Romawi berasal dari
bangsa Etruria (Toscana modern). Pada waku itu, bangsa Etruria adalah orang-orang
yang paling kuat dan berpengaruh. Bangsa Etruria juga mengajari bangsa Romawi
mengembangkan tulisan, ilmu pasti, arsitektur, seni, dan agama. Salah satu
pasukan Romawi, Legion III Cyrenaica.
Romawi memenangkan serangkaian perang melawan musuh
maupun sekutunya sendiri di daerah Latium. Pada abad ketiga SM, Romawi sukses
menaklukan sebagian besar semenanjung Italia. Taras (kelak Tartentum) meminta
Pirrhos dari Epiros untuk membebaskan kota-kota Yunani di Italia yang dikuasai
oleh Romawi. Pirrhos memenangkan beberapa pertempuran (281-275 SM), namun
kehilangan banyak sekali pasukan. Karenanya, Pirrhos pernah berkata, "jika
sekali lagi kita menang, kita tetap akan dihancurkan oleh Romawi". Hingga
kini, ungkapan "Kejayaan Pirrhos" diucapkan untuk menyatakan suatu
kemenangan dengan pengorbanan yang besar.
Pada akhirnya, Romawi mengalahkan Yunani pada
Pertempuran Beneventum (275 SM), dan Pirrhos harus angkat kaki dari Italia.
Pada saat kampanye militer Pirrhos di Italia dan
Sisilia, Kartaghe merupakan sekutu Romawi, karena Pirrhos juga menyerang kota
Kartaghe di Sisilia. Tetapi, di kemudian hari Romawi tertarik untuk menguasai
Spanyol dan kepulauan Sardinia dan Korsika, yang saat itu dikendalikan oleh
Kartaghe. Maka Kartaghe pun berkonfrontasi melawan Romawi dan terjadilan Perang
Punik Pertama (264-241 SM). Pada akhirnya Kartaghe terpaksa harus menyetujui
perjanjian dari Romawi.
Yang paling terkenal adalah Perang Punik Kedua
(218-201 SM) ketika Kartaghe dipimpin oleh jenderal Hannibal Barca. Dengan
membawa pasukan besar dari Kartaghe, Hannibal menginvasi Italia dan mengalahkan
banyak legion Romawi. Hannibal menggunakan strategi serangan kejutan dan
memenangkan pertempuran di Sungai Trebia (218 SM) dan di Danau Trasimene (217
SM). Pada Pertempuran Cannae, Hannibal kembali menunjukkan kehebatannya.
Sementara Hannibal memimpin pasukan utamanya untuk menahan pasukan Romawi, sisa
pasukannya mengelilingi pasukan Romawi dan memotong jalan keluar mereka.
Pasukan Romawi lalu dihantam baik dari belakang maupun dari kedua sayap. Semua
konsul dan dua mantan konsul Romawi terbunuh dalam pertempuran itu.
Pertempuran Zama.
Romawi mengalami kerugian yang hebat namun mereka
tidak menyerah pada Hannibal. Romawi lalu menunjuk salah satu jenderalnya,
Quintus Fabius Maximus Kunktator, sebagai diktator. Strategi Fabius cukup
sederhana: ikuti dan ganggu pasukan Hannibal, namun jangan lakukan pertempuran
terbuka. Ini adalah jenis perang gerilya. Pada saat yang sama, Romawi mengirim
pasukan yang dipimpin oleh Skipio bersaudara untuk menyerang basis Kartaghe di
Spanyol, namun mereka terbunuh pada 211 SM. Skipio lain (anak dari salah satu
Skipio yang terbunuh, kelak dikenal sebagai Skipio Afrikanus) memimpin serangan
susulan dan berhasil menguasai Karthage Nova (Karthage baru) di Spanyol. Dia
juga berhasil mengalahkan dan mengusir Hasdrubal Barca (adik Hannibal) dari
Spanyol. Hasdrubal berusaha bergabung dengan kakaknya di Italia, namun usahanya
digagalkan. Hasdrubal dikalahkan pada Pertempuran Metaurus (207 SM). Dengan
perginya Kartaghe dari Spanyol, Skipio mengalihkan perhatiannya ke pusat
pemerintahan Kartagahe, yaitu di Afrika. Hannibal tak punya pilihan selain
meninggalkan Italia dan kembali ke Kartaghe.
Sebuah pertempuran besar terjadi di Zama pada 202
SM. Hannibal dan Skipio belum pernah bertempur sebelumnya, namun Skipio telah
mempelajari taktik dan strategi Hannibal. Kali ini, pasukan kavaleri Romawi
jumlahnya lebih banyak, dan Skipio menggunakan metode pengepungan milik
Hannibal. Skipio mengirimkan pasukan kavalerinya untuk menyerang pasukan
Hannibal dari belakang. Pada akhirnya, Kartaghe lagi-lagi harus menyetujui
perjanjian damai hasil bikinan Romawi.
Tetapi, perdamaian dengan Kartaghe tidak
menghentikan Romawi untuk mencari daerah jajahan baru di luar Italia. Pada saat
kampanye militer Kartaghe di Italia, Filipos V (Philip V) dari Makedonia ikut
membantu Kartaghe. Akibatnya Romawi pun menyerang Makedonia. Filipos V
dikalahkan pada pertempuran di Kinosefalai (197 SM). Sekutu Filipos, Antioklos
dari Suriah dan Asia Minor, juga ikut diserang dan dikalahkan. Di kemudian
hari, Romawi kembali berperang melawan Makedonia, kali ini Makedonia dipimpin
oleh putra Filipos V, yaitu Perseus. Makedonia dikalahkan pada pertempuran di
Pidna (168 SM) dan Makedonia pun menjadi daerah jajahan Romawi.
Sementara itu Kartaghe di Afrika dan Korintus di
Yunani bangkit melawan Romawi. Namun Romawi mampu mengalahkan mereka. Pada 146
SM, Romawi membakar habis kota Kartaghe dan Korintus. Romawi juga menjual semua
penduduk Korinthos sebagai budak dan mengambil semua benda seni mereka. Dengan
demikian, Afrika dan Yunani pun menjadi daerah kekuasaan Romawi.
Augustus Caesar, kaisar pertama Romawi.
Pada abad pertama SM, terjadi pemberontakan sipil di
kota Roma. Para jenderal Romawi (yang sekalgus merupakan gubernur) saling
memperebutkan kekuasaan. Pada 49 SM, terjadi lagi perang sipil antara Julius
Caesar dan Pompey Magus. Caesar berhasil mengalahkan Pompey dan kembali ke Roma
untuk membuat beberapa perubahan pada sistem politik Romawi. Namun dia dibunuh
pada 44 SM. Persekutuan sementara didirikan oleh Oktavianus (keponakan Caesar),
dan Markus Antonius (Mark Antony), salah satu anak buah Caesar. Mereka berbagi
kekuasaan, Oktavianus memerintah wilayah barat, sedangkan Antonius mengurusi
wilayah timur, seperti Yunani dan Suriah. Suatu hari, Antonius jatuh cinta pada
Cleopatra, ratu Mesir dan mantan kekasih Caesar. Antonius lalu menceraikan
saudari Oktavanianus dan menikahi Cleopatra, akibatnya terjadi perang antara
keduanya. Oktavianus berhasil mengalahkan Antonius pada pertempuran laut di
Aktium pada 31 SM. Antonius dan Cleopatra lalu bunuh diri.
Sebagai satu-satunya pemegang kekuasaan, Oktavianus
pun menjadi kaisar pertama Romawi pada 30 SM. Pada 27 SM, Oktavianus kembali ke
Roma dan mulai melakukan reformasi pemerintahan. Namanya diganti menjadi
Augustus Caesar. Romawi akhirnya kembali pulih setelah perang sipil yang
panjang. Karya-karya Virgilus dan Ovidius bermunculan pada periode ini.
Selama perang sipil, Romawi memberikan
kewarganegaraan Romawi pada para sekutunya, setelah Perang Sosial (91-89 SM).
Pada masa Julius Caesar, kewarganegaraan boleh diberikan pada orang non-Italia,
misalnya orang Galia, dan pada orang yang ingin tinggal di Kekaisaran Romawi.
Salah satu warga Romawi yang terkenal adalah Saulus yang Yahudi, yang kelak
dikenal sebagai Rasul Paulus.
Banyak di antara kaisar Romawi yang tak dilahirkan
di kota Roma. Mungkin satu-satunya syarat untuk menjadi kaisar Romawi adalah
harus warga Romawi. Kadanag, Senat memilih orang sebagai kaisar, namun di lain
waktu, kandidat kaisar dicalonkan oleh pasukan Romawi di berbagai provinsi.
Kekaisaran Romawi ketika mencapai wilayah terluasnya
di bawah pemerintahan kaisar Trajanus.
Augustus meninggalkan dinasti di Romawi setelah dia
meninggal pada 41 M. Dia diteruskan oleh pemerintahan Tiberius (14-37 M),
Kaligula (37-41 M), Klaudius (41-54 M) dan Nero (54-68 M). Dinasti itu berakhir
setelah kaisar Nero wafat pada 68 M. Dia bunuh diri setelah rakyatnya
memberontak padanya. Setelah Nero, Romawi dipimpin oleh tiga kaisar dan masa
pemerintahan mereka berlangsung pendek.
Pada 69 M, gubernur Romawi, Vespasianus (69-79 M),
menjadi kaisar dan mendirikan dinasti yang baru. Di digantikan oleh putranya
Titus (79-81 M) dan Domitianus (81-96 M).
Kekaisaran Romawi mencapai level dan stabilitas yang
baru ketika dipimpin oleh kaisar Trajanus (98-117 M), Hadrianus (117-138 M) dan
Antoninus Pius (138-161 M). Markus Aurelius (161-180 M) harus menjalani
serangkaian pertempuran melawan kaum barbar di perbatasan Romawi. Dia digantikan
oleh Kommodius, yang dibunuh pada 192 M. Pada abad ketiga M, terjadi gejolak
dan pemberontakan di Romawi yang menyebabkan keterpurukan ekonomi.
Kaisar Diokletianus (284-305 M) dan koleganya
Maximianus berusaha membangun kembali kekaisaran. Pengganti Diokletianus adalah
Konstantius, yang merupakan ayah Constantinus Agung (312-337 M). Adalah
Constantinus yang memindahkan ibukota ke Bizantium, yang namanya diganti
menjadi Konstantinopel. Constantinus juga menjadikan Nasrani sebagai agama
negara, walaupun dia sendiri baru dibaptis menjelang saat-saat kematiannya.
Kaisar terakhir Romawi, Romulus Augustus, melepaskan
mahkotanya di depan Odoacer.
Pada abad keempat Masehi, perbatasan Romawi mendapat
tekanan hebat dari kaum barbar, terutama oleh kaum Jerman. Kekaisaran Romawi
lalu dibagi menjadi dua (394), dan masing-masing dipimpin oleh putra-putra
kaisar Theodosius: Honorius memerintah di Romawi Barat, dan Arkadius berkuasa
di Romawi Timur. Ada dua kelompok kaum Goth yang paling merusak Romawi, yaitu
Visigoth dan Ostrogoth. Kaum Visigoth, dipimpin oleh Alarik, menyerang kota
Roma pada 410 M. Karena hal ini, Honorius memanggil pulang legionnya yang
sedang bertugas di Britania dan menyuruh mereka untuk mengabaikan daerah
tersebut. Romawi Barat lalu diserang oleh Attila orang Hun, yang pasukannya
berasal dari Asia Tengah. Attila dikalahkan pada Pertempuran Chalons di
Perancis pada 451 M. Attila meninggal pada 453 M, namun setahun sebelumnya
Atilla sempat menghancurkan daerah Aquileia di Italia Utara.
Adalah kaum Ostrogoth yang berhasil menaklukan
Kekaisaran Romawi Barat. Pemimpin Ostrogoth, Odoaker, mengangkat dirinya
sebagai Raja Italia. Dia juga mengasingkan kaisar terakhir Romawi, Romulus
Augustus, ke Campagnia pada 76. Kaum Ostrogoth lainnya, dipimpin oleh Theodorik
Agung, menginvasi Italia pada 489 M dan mendirikan kerajaan di Italia utara
pada 493 M. Masa pemerintahan Theodorik berakhir pada 526 M, namun legendanya
tetap abadi. Theodorik menjadi pahlawan dalam mitologi Norwegia, dan dia
dikenal sebagai Dietrich dari Verona (atau Theodorik dari Bern).
Posting Komentar untuk "Sejarah Yunani dan Romawi Kuno"